Pengantar Systems Thinking
Jumat, 01 Januari 2021
Edit
“Sistem” merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing lagi bagi telinga kita. Kata tersebut sering kali kita dengar dan kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, baik kata sistem tersebut berdiri sendiri maupun dikaitkan dengan kata lain, seperti kata sistem dalam sistem biologi, sistem pencernaan, sistem pernafasan, sistem keuangan, sistem sosial, sistem politik, sistem ekonomi, sistem mekanik, sistem informasi, sistem telekomunikasi, dan lain-lain.
Jika kita merujuk pada berbagai literatur yang ada, terminologi sistem dapat diartikan dan diinterpretasikan berbeda-beda bergantung pada konteks kata tersebut kita gunakan.
Sistem, ada yang mengartikannya sebagai suatu prosedur atau suatu proses, ada yang menjelaskannya sebagai suatu pengendalian, ada juga yang menginterpretasikannya sebagai suatu jaringan, suatu metode, suatu paket pemrosesan data berbasis komputer, dan lain-lain.
Sekarang, marilah kita lihat contoh-contoh sistem tersebut mulai dari sistem biologi. Dalam sistem biologi misalnya, kita mengenal istilah atom, molekul, sel, tumbuhan, dan binatang sebagai sistem. Tubuh kita sendiri pun merupakan sebuah sistem biologi yang sangat kompleks, di dalamnya terdiri dari berbagai sistem yang lebih kecil (atau sub-sub sistem dari tubuh), seperti: sub sistem pencernaan, sub sistem peredaran darah, sub sistem saraf, dan sub sistem pendengaran (dilihat dari sistem tubuh).
Jika pandangan kita perluas dengan sistem-sistem yang ada di luar tubuh kita, maka kita akan mendapatkan adanya sistem yang lebih besar lagi (supra sistem dari sistem tubuh), seperti sistem sosial, sistem masyarakat, dan sistem alam.
Di dalam sistem sosial, kita akan menemukan adanya sistem keluarga, sistem lingkungan tetangga, sistem lingkungan sekolah, sistem tempat kita bekerja, atau sistem kelompok sosial yang kita ikuti selama ini. Kita juga mengenal adanya istilah sistem politik, sistem hukum, dan sistem ekonomi.
Bagi sebagian dari kita, ada yang senang dengan sistem politik dan bahkan mengeksploitasinya. Namun bagi sebagian lainnya ada yang tidak menyukainya, bahkan ada yang menjadi frustrasi dengan sistem politik tersebut.
Kita selalu berharap bahwa hak-hak kita bisa dilindungi oleh sistem hukum yang ada dan kita menginginkan sistem ekonomi yang mampu menyejahterakan kita semua.
Di sekolah atau universitas, tempat kita belajar, kita pelajari sistem bilangan. Agar praktek bisnis dan manajemen modern dapat berjalan dengan baik, kita membutuhkan bantuan sistem informasi.
Kita juga membutuhkan bantuan berbagai perangkat yang kita kenal sebagai sistem mekanik, seperti sistem komputer, telepon, pesawat terbang, jembatan, dan mobil untuk mempermudah kehidupan kita ini. Bahkan pada saat ini, hidup tanpa sistem telekomunikasi dan informasi agaknya sulit untuk bisa kita bayangkan.
Selanjutnya jika kita mencoba untuk merenung sejenak, ternyata selama ini tanpa kita sadari, kita senantiasa menggunakan, memengaruhi, dan bahkan dipengaruhi oleh berbagai sistem yang telah disebutkan sebelumnya.
Banyak permasalahan yang kita hadapi saat ini berkaitan dengan sistem-sistem yang telah kita ketahui dan kita pelajari tidak dapat kita prediksikan seperti kondisi-kondisi sebelumnya.
Salah satu penyebabnya adalah karena semakin kompleks dan dinamiknya sifat dari permasalahan-permasalahan tersebut, buah dari adanya perkembangan dan kemajuan teknologi yang sangat pesat belakangan ini.
Bagaimana pun, dinamika perubahan yang terjadi secara terus-menerus dalam kehidupan, ekonomi, sosial, politik, budaya, gaya hidup, dan teknologi secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada perubahan sistem lingkungan dan alam yang kita tempati selama ini.
Sekilas, jika kita cermati nampaknya dari uraian di atas memberikan suatu pandangan adanya perubahan yang kompleks dan saling berkaitan yang mempunyai kesamaan tentang sistem.
Namun mengapa semuanya dianggap sebagai sistem? Mengapa kita perlu untuk memahaminya? Dan yang paling penting bagi kita, terutama pada organisasi adalah bagaimana kita dapat mengelola organisasi kita menjadi lebih efektif dengan memahami sistem?
Berkaitan dengan itu semua, kita akan mencoba mengeksplorasi pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas dan memperkenalkan prinsip-prinsip serta praktik-praktik dari suatu disiplin yang kita kenal dengan systems thinking. Dalam bukunya, Peter Senge (1990) menyatakan bahwa systems thinking ini merupakan disiplin kelima dalam organisasi pembelajaran (learning organization)
Di dunia ini, sesuatu yang paling konstan terjadi adalah perubahan. Adanya akselerasi perubahan yang kompleks dalam teknologi, populasi, dan aktivitas ekonomi telah mengubah dunia tempat kita hidup dan beraktivitas dari kondisi yang tadinya bersifat “alamiah” menjadi kondisi yang sifatnya lebih “modern.”
Beberapa dari perubahan tersebut ternyata menyenangkan kita, beberapa yang lainnya malah telah mencemari planet bumi tempat kita hidup ini, memiskinkan spirit manusia, dan mengancam keberadaan kita sebagai manusia dan kehidupan makhluk lainnya di muka bumi. Kesemuanya itu telah menantang berbagai institusi, praktik-praktik, dan kepercayaan tradisional yang ada selama ini.
Perubahan-perubahan yang selama ini kita perjuangkan, ternyata mengandung konsekuensi-konsekuensi pada diri manusia itu sendiri, baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan.
Para ahli berpendapat bahwa perubahan radikal yang terjadi di dalam masyarakat yang diakibatkan oleh faktor-faktor di atas membutuhkan suatu cara pandang baru dalam berpikir dan bertindak.
Banyak ahli kemudian menyarankan untuk menggunakan dan mengembangkan pendekatan sistem untuk memahaminya sehingga dapat bertindak lebih baik atas pemahaman tersebut. Pendekatan sistem atau systems thinking dapat merupakan kemampuan untuk melihat dunia ini sebagai sebuah sistem yang kompleks untuk memahami bahwa “segala sesuatu saling terkait dengan yang lainnya."
Gambar 1 memberikan ilustrasi bagaimana berpikir holistik (systems thinking) yang harus kita kembangkan dalam menghadapi permasalahan kompleks yang terjadi saat ini dan ke depan.
Jika kita mempunyai cara pandang yang holistik, maka kita diharapkan akan memandang dan bertindak pada sistem sebagai keseluruhan, mengidentifikasi titik-titik pengungkit terbesar (high leverage) dalam sistem, dan dapat menghindari resistensi perubahan dan kebijakan yang terjadi.
Dengan demikian, bagi sebagian orang, pengembangan berpikir holistik ini merupakan suatu yang krusial untuk keberlangsungan hidup manusia di muka bumi ini.
Selanjutnya, tantangan yang ada di depan adalah bagaimana memindahkan dari generalisasi tentang akselerasi belajar dan systems thinking ke dalam perangkat dan proses yang membantu untuk memahami kompleksitas, merancang kebijakan-kebijakan operasional yang lebih baik, dan panduan perubahan dalam sistem dari organisasi yang paling kecil sampai pada planet bumi sebagai keseluruhan.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam terhadap kompleksitas permasalahan, pendekatan systems thinking telah menawarkan sejumlah perangkat yang berdaya guna mulai dari grafik perilaku terhadap waktu, diagram simpal kausal, pola-pola dasar sistem (archetypes systems) sampai dengan model-model simulasi komputer yang lebih kompleks atau system dynamics.
Ke semuanya itu merupakan perangkat-perangkat yang berdaya guna untuk menjelaskan secara visual bagaimana sebuah sistem (organisasi) beroperasi dalam rangka untuk mengidentifikasi pengungkit-pengungkit terbesar serta untuk mengubah struktur-struktur sistem yang telah terbentuk sebelumnya. [1.1]
- Kim, D. H, (1999), Innovation in Management Series Introduction to System Thinking. https://thesystemsthinker.com/introduction-to-systems-thinking/
- Sterman, J.D, (2000), Business Dynamic: Systems Thinking and Modelling for a Complex World. New York: Irwin McGraw-Hill.
- Trilestari, EW., Almamalik, L., (2010), Systems Thinking: Suatu Pendekatan Pemecahan Permasalahan yang Kompleks dan Dinamis. Bandung: STIA-LAN Bandung Press.