Pentingnya Tujuan Dalam Memahami Sistem

Salah satu kunci penting untuk memahami sistem adalah dengan mengetahui tujuannya, baik sebagai suatu entitas yang terpisah maupun dalam kaitannya dengan sistem yang lebih besar tempat sistem tersebut berada.
Gambar 1 Ilustrasi Pentingnya Memahami Tujuan Sistem

Dalam sistem yang dibuat manusia, seperti sistem-sistem mekanik, tujuan yang diinginkan biasanya dapat terungkap secara jelas dan lebih rasional, paling tidak sejak awal pembuatannya.

Tujuan dibuatnya mesin cuci, sebagai contoh, adalah untuk mencuci pakaian. Sejak awal mesin cuci memang telah dirancang sebagai sebuah sistem sehingga seluruh bagiannya dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan mencuci pakaian dengan seefektif mungkin. Namun dalam penggunaannya bisa saja ada yang menggunakan mesin cuci tersebut untuk keperluan lain selain mencuci pakaian.

Dalam sistem mekanik, seperti pada contoh mesin cuci, tujuan biasanya "sudah dinyatakan secara jelas sejak dari perancangan awal." Tujuan sistem mekanik ini bagaimana pun juga, tidak akan berubah dengan berubahnya waktu.

Sebuah mobil, dirancang sebagai alat transportasi, digunakan untuk memindahkan barang atau orang dari suatu tempat ke tempat lain dan akan terus beroperasi dengan tujuan tersebut.

Kita tidak akan pernah menemukan suatu keadaan ketika kita bangun tidur pada suatu pagi hari, tujuan mobil tersebut ternyata telah berubah menjadi sebuah alat pemotong rumput.

Sistem alam atau sistem hidup berbeda dengan sistem mekanik yang telah diuraikan sebelumnya. Sistem alam secara terus-menerus akan berkembang dan mempunyai kapasitas untuk mengubah tujuannya, baik secara sementara maupun permanen.

Salah satu asumsi dasar yang dibuat orang tentang binatang misalnya, bahwa binatang-binatang tersebut dapat terus hidup karena mereka mempunyai (atau digerakkan oleh) naluri untuk tetap dapat mempertahankan hidupnya dan berkembang biak.

Ketika kita mencoba untuk memahaminya lebih dalam lagi, para ahli menemukan bahwa ternyata pada kenyataannya banyak dari binatang-binatang tersebut dalam mengatur perilakunya mempunyai tujuan-tujuan yang lebih kompleks daripada yang kita duga sebelumnya.

Kita lebih sulit memahami sistem alam dan sistem sosial dibandingkan dengan sistem mekanik karena kita tidak pernah mengetahui secara pasti apa tujuan atau rancangan dari kedua sistem tersebut.

Sebagai akibat dari ketidakmampuan kita untuk mengetahui ketepatan tujuan dan rancangan dari sistem alam dan sistem sosial, kita cenderung untuk melakukan berbagai tindakan pada sistem-sistem tersebut dengan tanpa disertai dengan pemahaman yang sungguh-sungguh.

Pemahaman yang diperlukan pada sistem alam dan sistem sosial adalah apa dan bagaimana pengaruh dari tindakan-tindakan yang kita lakukan terhadap sistem-sistem tersebut. Dengan demikian, kapan pun kita bertindak terhadap sistem-sistem tersebut kita akan selalu menghadapi risiko akan hancurnya sistem-sistem tersebut.

Disamping karena ketidaktahuan kita atau pemahaman kita yang terbatas tentang sistem sosial dan sistem alam, maka kita sering kali masih menolak untuk menunjukkan dan mengkaitkan beberapa atribut tujuan yang berhubungan dengan sistem-sistem tersebut.

Kita bahkan cenderung untuk memaksakan suatu tujuan tertentu pada sistem-sistem tersebut. Kemudian kita berperilaku terhadap sistem-sistem tersebut dengan suatu cara tertentu bahwa kita "konsisten" dengan tujuan sistem-sistem tersebut. [1.5]

Referensi:
  1. Kim, D. H, (1999), Innovation in Management Series Introduction to System Thinking. https://thesystemsthinker.com/introduction-to-systems-thinking/
  2. O’Conner, J. & Mc. Dermot, (1997), The Art of Systems Thinking: Essential Skills for Creativity and problem Solving
  3. Trilestari, EW., Almamalik, L., (2010), Systems Thinking: Suatu Pendekatan Pemecahan Permasalahan yang Kompleks dan Dinamis. Bandung: STIA-LAN Bandung Press.